Rangkaian 1 : Rangkaian Sensor Suhu pada Oven menggunakan Thermistor



 Rangkaian Sensor Suhu pada Oven menggunakan Thermistor


*referensi gambar diambil dari buku pada halaman 427

1. Tujuan [kembali]

  • Mengetahui pengertian thermistor.
  • Mengetahui prinsip kerja thermistor.
  • Mengaplikasikan thermistor pada rangkaian.

2. Komponen [kembali]

  • Baterai 
Baterai merupakan alat yang mengubah energi kimia yang tersimpan menjadi energi listrik. Pada percobaa ini, baterai berfungsi sebagai sumber daya. 
  • Resistor
Resistor memiliki nilai hambatan yang berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik yang mengalir dalam rangkaian. Resistor memiliki dua pin untuk mengukur tegangan listrik dan arus listrik dengan resistensi tertentu yang dapat menghasilkan tegangan listrik diantara kedua pin. Nilai tegangan terhadap resensi berbanding lurus dengan arus yang mengalir.
  • Transistor BC557
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, di mana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
  • POT-HG (Potensiometer)
Potensiometer atau (POT) adalah salah satu jenis resistor yang mana nilai resistansinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan pengguna atau kebutuhan rangkaian elektronika tersebut. Komponen potensiometer merupakan keluarga resistor yang termasuk dalam kategori Variable Resistor.
  • Thermistor
Termistor adalah alat atau komponen atau sensor elektronika yang dipakai untuk mengukur suhu. Prinsip dasar dari termistor adalah perubahan nilai tahanan (atau hambatan atau werstan atau resistance) jika suhu atau temperatur yang mengenai termistor ini berubah.
  • LED
LED merupakan sebuah komponen yang menghasilkan cahaya monokromatik ketika diberi tegangan. 
  • Ground
Ground adalah titik yang dianggap sebagai titik kembalinya arus listrik arus searah atau titik kembalinya sinyal bolak balik atau titik patokan (referensi) dari berbagai titik tegangan dan sinyal listrik di dalam rangkaian elektronika.

3. Dasar Teori [kembali]

Thermistor

Thermistor atau resistor termal adalah salah satu jenis resistor yang hambatan listriknya bervariasi dengan perubahan suhu. Meskipun semua tahanan resistor berfluktuasi sedikit dengan suhu, termistor sangat sensitif terhadap perubahan suhu.

Thermistor bertindak sebagai komponen pasif dalam suatu rangkaian. Thermistor adalah komponen yang cukup akurat, murah, dan kuat untuk mengukur suhu. Meskipun tidak bekerja dengan baik di suhu yang sangat panas atau dingin, namun Thermistor merupakan sensor pilihan untuk berbagai aplikasi dan ideal ketika pembacaan suhu yang akurat diperlukan. Simbol sirkuit untuk termistor ditunjukkan di bawah ini.

Thermistor memiliki beragam aplikasi pada rangkaian elektronik. Thermistor banyak digunakan sebagai cara untuk mengukur suhu sebagai termistor termometer pada berbagai kondisi cair maupun udara ambien lingkungan. Beberapa fungsi dan keggunaan pada termistor yang paling umum meliputi:

  1. Sebagai termometer digital (termostat)
  2. Digunakan pada aplikasi otomotif (untuk mengukur temperatur oli dan cairan pendingin di mobil & truk)
  3. Peralatan rumah tangga (seperti microwave, lemari es, dan oven)
  4. Perlindungan sirkuit misalnya pada perlindungan lonjakan arus.
  5. Baterai isi ulang, agar memastikan suhu baterai yang benar dipertahankan.
  6. Untuk mengukur konduktivitas termal bahan listrik. 
  7. Kompensasi suhu. Misalnya mempertahankan resistansi untuk mengkompensasi efek yang disebabkan oleh perubahan suhu di bagian lain dari rangkaian.
  8. Digunakan pada sirkuit jembatan wheatstone.

Secara umum terdapat dua jenis thermistor yaitu :

1. Negative Temperature Coefficient (NTC) Thermistor
Dalam termistor NTC, ketika suhu meningkat, resistensi menurun. Dan ketika suhu menurun, resistensi meningkat. Oleh karena itu dalam suhu dan resistansi termistor NTC berbanding terbalik. Thermistor NTC adalah jenis thermistor yang paling umum dan sering digunakan.

2. Positive Temperature Coefficient (PTC) Thermistor
Termistor PTC memiliki hubungan berbanding lurus antara suhu dan resistansi. Ketika suhu meningkat, maka resistansi akan meningkat. Dan sebaliknya ketika suhu menurun, maka resistensi menurun.

Meskipun termistor PTC tidak secara umum digunakan seperti pada termistor NTC, namun thermistor PTC sering digunakan sebagai bentuk perlindungan sirkuit. Serupa dengan fungsi sekering, termistor PTC dapat bertindak sebagai perangkat pembatas arus. Ketika arus melewati perangkat maka akan menyebabkan sejumlah kecil pemanasan resistif.

4. Prinsip Kerja Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) [kembali]

Thermistor memiliki nilai hambatan atau resistansi yang berubah seiring dengan perubahan suhu atau temperatur. Temperatur tersebut akan bersinggungan langsung dengan salah satu bagian dari resistor dan mengakibatkan perubahan resistansi.

Besar kecilnya hambatan yang terdapat di resistor thermal dapat diukur menggunakan sebuah alat bernama ohmmeter. Perubahan resistansi yang dimiliki oleh resistor thermal akan sangat bergantung dari bahan pembuatnya.

Pada resistor thermal jenis NTC, perubahan suhu berbanding terbalik dengan nilai resistansi. Apabila suhu tinggi, maka resistansi yang terbentuk adalah rendah. Sebaliknya, apabila suhu terdeteksi rendah, maka nilai resistansi akan naik.

Hal ini berbeda dengan resistor thermal PTC yang memiliki grafik linear. Artinya, perubahan suhu berbanding lurus dengan perubahan nilai resistansi. Semakin tinggi temperatur terdeteksi, nilai resistansi pun akan meningkat.

sumber : www.teknik-otomotif.com

5. Rangkaian [kembali]

    Rangkaian saat temperatur oven di bawah 100°C (mati).


    Rangkaian saat temperatur oven di atas 100°C (hidup).

6. Video [kembali]

 

Download file HTML disini

Download file rangkaian disini

Download file video disini

Download datasheet disini

Download materi disini

MENUJU AWAL

Tidak ada komentar:

Posting Komentar